Pribahasa adalah salah satu warisan budaya yang paling berharga dalam kehidupan masyarakat Nusantara. Melalui rangkaian kata yang singkat namun sarat makna, pribahasa mampu menggambarkan perilaku manusia, menasihati tanpa menggurui, dan menyampaikan sindiran dengan cara yang halus dan elegan.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar orang tua, guru, atau tokoh adat menyelipkan pribahasa ketika menegur, mengingatkan, atau menghibur seseorang. Kata-kata sederhana itu seakan menjadi jembatan antara pengalaman hidup masa lalu dan tantangan yang kita hadapi hari ini.

Aceh, sebagai daerah yang kaya akan tradisi dan nilai moral, memiliki beragam pribahasa yang indah dan penuh petuah. Ungkapan-ungkapan tersebut tidak hanya menggambarkan kebijaksanaan orang Aceh, tetapi juga memuat nilai universal yang relevan bagi semua orang—tentang kebaikan, kesetiaan, kerja keras, dan penghormatan terhadap sesama.

Setiap pribahasa Aceh menghadirkan gambaran yang kuat dan menyentuh: ada yang menggambarkan sifat manusia melalui perumpamaan alam, ada yang menasihati lewat kisah sederhana, dan ada pula yang menyindir dengan cara yang halus namun tepat sasaran.

Pada tulisan ini, kami menyajikan kumpulan 8 pribahasa Aceh beserta padanan bahasa Indonesia dan maknanya, sehingga pembaca dapat memahami setiap pesan yang ingin disampaikan secara utuh.
Silakan gunakan sebagai bahan pembelajaran, pedoman hidup, atau sekadar pengingat untuk melihat hidup dengan lebih bijaksana.


1. “Mulutmu harimau mu”

Ungkapan Dalam Bahasa Aceh:

“Ta jak lam ie, bek keu basah; ta jak lam apui, bek keu teutöng.”

Artinya:

Di manapun kita berada, bijaklah menjaga ucapan; jangan memperburuk atau membicarakan keburukan pihak mana pun.


2. “Manis di mulut, pahit di hati.”

Ungkapan Dalam Bahasa Aceh:

“Ike beu bu, iliket beu ëk.”

Artinya:

Tampak baik di depan, tetapi di belakang justru menjelekkan dan menusuk dari belakang.


3. “Besar cakap, kosong tenaga.”

Ungkapan Dalam Bahasa Aceh:


“Lam umpung, manok gampông, Wate di teubit
 u lua, Ka manok potong.”

Artinya:

Di lingkungan sendiri bersikap sombong dan seolah berani, tetapi ketika berada di luar justru pengecut dan tak berdaya.

4. “Lupa kacang akan kulitnya.”

Ungkapan Dalam Bahasa Aceh:

“Lagee lumo teupeténgöh lam mong,
leuh teupeténgöh tanyoe—tanyoë jih sipak.”

Artinya:

Setelah ditolong, justru membalas dengan menyakiti; tidak tahu berterima kasih.


5. “Kawan seiring sejalan, tetapi tidak sehaluan.”

Ungkapan Dalam Bahasa Aceh:

“Di laôt sipeupakat, troh u darat laén keunira.”

Artinya:

Saat masih berjuang semua tampak kompak, tetapi ketika tujuan tercapai, masing-masing mulai berbeda arah dan prinsip.


6. “Yang datang tanpa biaya, pergi tanpa makna.”

Ungkapan Dalam Bahasa Aceh:

“Nyoe barang pree—gambe mangat.”

Artinya:

Sesuatu yang diperoleh tanpa usaha memang terasa menyenangkan, tetapi nilainya tidak pernah benar-benar bermakna.


7. “Langit tampak luas, bumi tampak keras—yang ada hanya langkah tanpa bekal.”

Ungkapan Dalam Bahasa Aceh:


“Tangien u ateuh langèt na deuh;
tangien u barôh bumô na deuh—
hana bârang, hana harta, tinggai pandangan hampa.”

Artinya:

Tidak memiliki apa-apa, baik harta maupun bekal; hanya bisa memandang luasnya dunia tanpa kemampuan meraihnya.


8. “Selama kaki menjejak, berkat tak pernah berhenti.”


Ungkapan Dalam Bahasa Aceh:


“Aki jak, urat menari—na tajak, na rezeki.”

Artinya:

Selama kita tetap bergerak dan berusaha, rezeki, peluang, dan kebaikan tidak akan berhenti menghampiri. Semua datang kepada mereka yang tidak berhenti melangkah.


Demikian rangkaian pribahasa Aceh lengkap dengan padanan bahasa Indonesia dan maknanya. Semoga ungkapan-ungkapan penuh hikmah ini dapat memperkaya wawasan, menambah kedalaman dalam berbahasa, dan menjadi pengingat bagi kita untuk selalu bersikap bijaksana dalam setiap langkah kehidupan.

Pribahasa bukan sekadar kata-kata indah; ia adalah pelita yang menerangi perjalanan manusia. Semoga nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat kita jaga, kita lestarikan, dan kita wariskan kepada generasi berikutnya.

Jika Anda memiliki pribahasa Aceh lainnya yang ingin dibahas, atau ingin menambahkan koleksi baru, jangan ragu untuk menyampaikannya. Semoga tulisan ini bermanfaat dan membawa kebaikan bagi siapa pun yang membacanya.